Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya:
Saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika saya mendengar suara
berisik di ruang tamu. Saya membuka pintu kamar dan saya amat
terkejut, Sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon Natal.
Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya. Malahan saya
melihat air mata di sudut matanya. "Apa yang sedang Anda lakukan?"
saya bertanya. "Saya datang untuk mengingatkan kamu, AJARILAH
ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung, apa yang
dimaksudkannya? Kemudian dengan gerak cepat Sinterklas memungut
sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan
bingung, Sinterklas berkata, "Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka
arti Natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan
oleh banyak anak."
Sinterklas merogoh ke dalam tasnya dan mengeluarkan sebuah POHON
NATAL mini. "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau
sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia.
Semua ujung daunnya mengarah ke atas, mengingatkan kita bahwa segala
pikiran kita di masa Natal hanya terarah pada surga."
Ia memasukkan tangannya ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah BINTANG
cemerlang. "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi
akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang
Penyelamat bagi dunia, dan bintang adalah tanda Tuhan menepati
janji-Nya."
Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tasnya dan mengeluarkan
sebatang LILIN. "Ajarilah anak-anak bahwa Kristus adalah terang
dunia, dan ketika kita melihat terang lilin kita diingatkan
kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan."
Sekali lagi ia memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan
sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon Natal. "Ajarilah
anak-anak bahwa lingkaran melambangkan cinta sejati yang tidak akan
pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus, tidak
hanya saat Natal tetapi sepanjang tahun."
Kemudian dari tasnya, ia mengeluarkan hiasan SINTERKLAS. "Ajarilah
anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati dan
segala niat baik yang kita rasakan sepanjang bulan Desember."
Selanjutnya, ia mengeluarkan sebuah HADIAH dan berkata "Ajarilah
anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia
memberikan anaknya yang tunggal." Terpujilah Allah atas hadiah-Nya
yang demikian mengagumkan itu. "Ajarilah anak-anak bahwa para majus
datang menyembah sang Bayi Kudus dan mempersembahkan emas, kemenyan,
dan mur. Hendaknya kita memberi dengan semangat seperti para majus."
Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN
coklat berbentuk TONGKAT dan menggantungkannya di pohon Natal.
"Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para
gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan
kawanannya dan tersesat, maka gembala datang dan menuntun mereka
kembali. Batangan permen ini mengingatkan kita bahwa kita adalah
penjaga saudara-saudara kita, sekali waktu orang-orang yang telah
lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali
ke pangkuan Gereja. Selayaknya kita berdaya upaya untuk menjadi
gembala-gembala yang baik dan menuntun mereka pulang ke rumah."
Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah
boneka MALAIKAT. "Ajarilah anak-anak bahwa para malaikat yang
mewartakan kabar sukacita kelahiran sang Penyelamat. Para malaikat
itu bernyanyi, 'Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi
manusia.' Sama seperti para malaikat di Betlehem, kita patut
mewartakan Kabar Gembira tersebut kepada keluarga dan teman-teman.
Immanuel - Tuhan beserta kita!"
Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya dan saya
melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata, "Ingat, ajarilah
anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat
perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal
yang sebenarnya: Immanuel - Tuhan beserta kita." Setelah itu,
secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.
Seperti biasa, Sinterklas telah datang untuk membawa hadiah bagi
saya dan anak-anak. suatu hadiah yang luar biasa. Sinterklas telah
membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya dan arti
kedatangan Yesus ke dunia. Saya tahu, bagi saya dan anak-anak, Natal
ini akan menjadi Natal yang terindah karena Immanuel - Tuhan Beserta
Kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar